Langsung ke konten utama

Tari Barong dan Keris khas Bali


Dulu nggak pernah mimpi bakal bisa ke Bali, tapi siapa sangka tahun ini justru bisa ke Bali sampai dua kali, awal tahun dan akhir tahun. Mungkin ini yang namanya rejeki pegawai rajin, gyahahaha.. :D
Ada beberapa tempat sama yang dikunjungi pas ke Bali, salah satunya adalah pementasan Tari Barong dan Keris khas Bali.

Karena sudah dua kali menonton pementasan ini, sepertinya sayang sekali jika nggak ditulis postingannya via blog.

Berikut rangkuman cerita Tari Barong dan Keris yang aku tonton di Stage Utama Dewi, Jl. Waribang No. 21 Kesiman, Denpasar, Bali.


Tarian Barong menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Barong adalah mahluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”

GENDING PEMBUKAAN
Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, di mana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.

BABAK PERTAMA
Dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut-pengikut dari rangda sedang mencari pengikut-pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya.

BABAK KEDUA
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba. Salah seorang pengikut Rangda berubah menjadi setan (semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui patih dan bersama-sama menghadapi Dewi Kunti.

BABAK KETIGA
Munculah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan (semacam Rangda) memasuki roh jahat kepadanya, yang menyebabkan Dewi Kunti bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta emmerintahkannya kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan patih ini pun tak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di muka sang Rangda.

BABAK KEEMPAT
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa dan keabadian ini tidak diketahui oleh Rangda. Kemudian datanglah Rangda, untuk mengoyak-koyak dan membunuh Sahadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa, Rangda menyerahkan kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk surga. Permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat surga.

BABAK KELIMA
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa. Penolakan ini menimbulkan perkelahian dan Kalika berubah rupa menjadi “Babi Hutan” dan di dalam pertarungan antara Sahadewa melawan “Babi Hutan”, Sahadewa mendapat kemenangan kemudian Kalika (Babi Hutan) ini berubah menjadi “Burung” tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (Burung) berubah rupa lagi menjadi Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini maka Shadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi barong. Karena sama saktinya maka pertarungan antara barong melawan Rangda ini tidak ada yang menang dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi “Kebajikan” melawan “Kebatilan” kemudian muncullah pengikut-pengikut barong masing-masing dnegan kerisnya yang hendak menolong barong dalam pertarungan melawan Rangda. Mereka ini semuanya pun tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda.


Berikut beberapa video cuplikan tari barong dan keris khas Bali yang sempat kuabadikan:


Komentar

  1. Belum pernah nonton tari barong, beberapa kali ke Bali ngga kesampaian. Mudah-mudahan next time bisa nonton, kayaknya seru, traveling sambil mengenal budaya daerah yang dituju.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya menonton barong dance menjadi wisata wajib jika ke BALI, karena nuansanya beda kalo nonton di daerah lain :))

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

  Sebenarnya gak antusias waktu tahu serial ini tayang. Pertama, setting cerita yang ala-ala kerajaan gitu biasanya bertele-tele. Kedua, pemain perempuannya banyak yang bilang nggak suka. Tapi semakin ke sini, makin banyak yang bilang suka drama ini dari segi cerita. 

REVIEW Extracurricular

  Awalnya gak niat nonton ama drama ini, ternyata banyak yang bilang bagus. Bukan sekedar kisah remaja dengan cerita menye-menye semata. Terlihat dari posternya yang terkesan dark, drama ini mengisahkan sisi kelam para remaja: prostitusi online.

REVIEW Welcome to Waikiki 2

Setelah nonton drama Welcome to Waikiki 1 yang super parah sengkleknya, rasanya kurang afdol jika nggak nonton seri yang kedua x))