Saya besar di lingkungan yang penuh dengan keberagaman budaya, suku, ras dan agama. Saya terbiasa dengan perbedaan. Tidak pernah menganggap perbedaan itu menjadi kendala. Saat kecil, menjadi muslim yang saya tahu adalah (hanya) sholat, puasa, zakat dan ngaji. Bila mampu, naik haji. Sewaktu saya kecil, masih jarang perempuan mengenakan jilbab. Paling banyak adalah ibu-ibu, termasuk almarhum mama saya. Di sekolah, saat SMP hanya ada segelintir siswi yang mengenakan jilbab. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Beranjak ke bangku SMA, walaupun jumlah siswi yang mengenakan jilbab lebih banyak dibandingkan saat SMP, saya masih belum ada niatan untuk menutup aurat. Meskipun saya sudah tahu bahwa menutup aurat itu suatu kewajiban, walaupun saya sudah banyak membaca buku-buku islami, entah kenapa hati saya belum tergerak. Mama pun tak pernah memaksa, mama pernah bilang; “ Nduk, kalau mau pake jilbab harus dari hati. Kenakan saat kamu siap.” Sebenarnya saat mengenyam masa kuliah, saya ...