Jadi, mulai semester ini pembina eskul MADING - AKTIVIS. Sebenarnya eskul ini udah ada lama di sekolah, tapi sayangnya vakum beberapa tahun. Entah angin apa pas rapat ajaran semester baru, aku malah ditunjuk jadi pembina eskul ini dengan syarat akan melakukan tanggung jawab sebagai pembina setelah selesai pemilihan di tingkat Nasional selama Agustus lalu x))
Sesuai janji, untuk mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan eskul lain yang sudah berjalan sejak awal masuk semester baru sekitar pertengahan Juli, aku baru konsen ke eskul mulai September. Karena ini merupakan eskul vakum, jadi nggak ada murid kelas XI & XII yang bisa dijadikan regenerasi. Alhasil, cara pertama perekrutan adalah menawari murid unyu yang dateng ke perpustakaan. Syaratnya nggak susah; yang penting kreatif :))
Di pertemuan pertama, ada tiga murid yang tertarik. Kebetulan bulan ini sekolah mendapat undangan untuk mengikuti Lomba Mading di POLINELA. Ini kesempatan pertama, jadi kenapa nggak diambil. Jadilah, 3 murid tadi langsung ditawari lomba. Tinggal nambah satu lagi, dan langsung ada yang mau. Biasanya eskul lain pertemuannya hanya seminggu sekali, di luar ekspetasi murid-muridnya malah rajin banget buat datang untuk kumpul eskul ini hampir tiap hari. Dan dipertemuan ketiga udah nambah jadi 15 orang.
Meski hampir tiap hari pulang Maghrib, rasa lelah terbayarkan dengan keantusiasan murid-murid ini berkreasi. Kunci eskul hidup, salah satunya adalah kehadiran pembina. Karena jika pembinanya hadir, mereka merasa diperhatikan dan lebih semangat untuk berkreasi. Jadi pembina musti rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, jangan hanya mau meminta hak honornya saja, tapi kewajibannya justru nomor sekian x))
Nah, lomba mading yang diadakan UKM Pers Sukma POLINELA kemarin merupakan lomba perdana yang diikuti. Semua peserta pasti berharap menang, tapi tujuan aku mengajak murid-murid lomba agar menambah pengalaman dan tahu dunia luar. Menang kalah mah nomer sekian :))
Karena lomba yang diadakan dari pukul 08.00 - 16.30 WIB ini dipusatkan di Gedung Seroja dan tertutup untuk umum termasuk pendamping, agak kesusahan melihat proses selama berlangsungnya pembuatan mading. Karena peserta lumayan banyak (kurang lebih lima puluh tim), perlombaan terbagi dari tiga lantai. Lantai 2 dan 3 untuk SMA/ SMK dan lantai 1 untuk SMP. Beruntungnya, sekolah yang aku dampingi mendapat lantai 1, jadi bisa ngintip mereka dari jendela yang memang tembus pandang x))
Dibandingkan para peserta lain yang rata-rata SMP semua, tim yang aku bawa ini paling santai, malah keseringan ketawa trus ampe mbak panitianya geleng-geleng. Bahkan sepuluh menit sebelum waktu habis, mading mereka sudah jadi dan sampah sudah beres masuk plastik. Sangat kontras ama peserta lain yang riweh banget, bahkan ada yang nyampe nangis entah kenapa karena stress, panik madingnya belum jadi atau lelah x))
Sayangnya ada beberapa tim lain yang menghadap jendela, trus dibantuin ama pendampingnya dari luar. Seharusnya sportifitas mulai ditunjukkan sejak usia dini, dan sebagai pendidik harus memberikan contoh yang baik.
Ini beberapa dokumentasi para peserta sebelah:
Saat penilaian Tim yang aku bina, minta tolong dokumentasiin ama kakak panitia yang baik hati. Penilaian dilakukan langsung oleh tiga juri; seniman dan dosen. Persentasi tema mading kurang lebih selama 7 menit:
Hasil mading murid-murid unyu. Tema lomba mading tahun ini adalah Melestarikan Budaya dan Pariwisata Indonesia Sebagai Aset Kekayaan Nasional. Tema murid-murid unyu lebih fokus ke Lampung yang mulai banyak aset pariwisata eksis di tingkat nasional; ada Way Kambas, Gunung Krakatau dan Teluk Kilua. Ditampilkan juga rumah adat Lampung plus sepasang pengantin Lampung. Tak lupa siger yang menjadi ciri khas Lampung plus yang bikin beda adalah penulisan huruf LAMPUNG menggunakan format doodle:
Sembari menunggu hujan reda, setelah selesai lomba (yang udah sore banget), aku ama murid-murid unyu keliling lantai untuk melihat hasil mading peserta lain. Wow, ternyata bagus-bagus dan niat banget; ada yang pake lampu, aquarium, ada juga yang bawa printer, budgetnya pasti luar biasa itu, hehehe... x))
Berikut beberapa yang berhasil diabadikan:
Berharap kedepannya melalui lomba mading ini, para pelajar dapat menyalurkan kreatifitasnya dan menumbuhkembangkan mencintai dan menghargai budaya Indonesia, terutama budaya Lampung yang jarang terekpos media. Kalo bukan kita, siapa lagi?!? :))
Komentar
Posting Komentar