Dulu pas zaman kuliah, kalo ada yang nanya dari mana, begitu tahu asalnya dari Lampung, pasti langsung ditanya; "Wah, sering liat gajah donk!" --> padahal kalo mau lihat gajah ya musti ke Way Kambas. Banyak yang salah kaprah, kalo gajah seliweran macam ayam, wkwkwk... x)) #GagalPaham
Terakhir kali ke Way Kambas zaman SD, kalo nggak salah pas acara kantor bapake gitu, masih ada foto-fotonya, mau di foto tapi kok ya culun-culun unyu gimana gitu x)) #GakTegaLiatPenampakanDiriSendiri
Nah, yang lebih parah lagi, adik yang cewek malah belum pernah sama sekali. Di umurnya yang menuju ritual bertoga alias mau wisuda, baru hari ini menapaki jalan berliku di Way Kambas x))
Ini pun sebenarnya nggak rencana. Setiap Tahun Baru Hijriah, selalu ada pertemuan keluarga dari bapake. Dan kebetulan aku dapet arisan pas acara ini, ya ditodonglah buat jalan-jalan ke Way Kambas karena rumah saudara yang jadi tuan rumah memang nggak jauh dari lokasi Way Kambas ini x))
Ternyata oh ternyata, dari pintu masuk awal ke gerbang way kambas masih jauh cynnn...sekitar setengah jam lebih, kerasa lama karena jalannya cihuy banget; macam surfing di tanah, alias lumayan rusak. Harusnya pemerintah Lampung lebih memperhatikan sarana transportasi menuju tempat-tempat wisata, nggak hanya ke Way Kambas sih, rata-rata wisata Lampung yang udah bagus nan alami kurang didukung ama transportasi yang memadai. Untunglah kita terhibur dengan beberapa gerombolan monyet liar di jalanan (yang serba hutan), dikasih pisang aja mereka udah bahagia banget. Oya, pisang-pisang itu dijual oleh penjaja di pintu masuk awal, murah-murah banget, sesisir ada yang lima ribu, ada juga yang sepuluh ribu.
Karcis masuknya murah banget. Per orang dikenakan tarif 7.500 rupiah, sedangkan kendaraan dihitung 10.000. Murah kan? ;)
Menurut WIKPEDIA, Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di Lampung, lebih tepatnya di Labuhan Ratu, Lampung Timur. Taman Nasional Way Kambas yang berdiri tahun 1985 ini merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Awalnya bernama Pusat Latihan Gajah, kemudian belakangan berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah. Di Way Kambas ini juga terdapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga badak agar nggak terancam punah. Sayangnya karena udah sore dan mendung banget, nggak ke International Rhino Foundation ini.
Mau liat gajah mandi, eh ternyata telat. Udah pada mentas semua. Mentas bahasa Indonesianya apa yaa... x))
Di dekat pemandian gajah, lumayan asri tempatnya. Berasa kayak di Kebun Raya Bogor x))
Agak mojok, kita bisa lihat gerombolan gajah. Karena mereka di lepas, jadi ada garis batas untuk pengunjung agar nggak terlalu dekat ama mereka:
Tapi, lumayan lah bisa foto gini x))
Pas mau balik, eh ada gajah yang lagi dimandiin. Gajahnya masih kecil, dan belalainya pendek banget terlihat luka di ujungnya. Menurut pawang yang dimandikan, gajah ini merupakan gajah liar yang ditemukan di hutan. Jadi, terlihat kurang terurus. Sering terjadi seperti ini. #PukPukGajahUnyu
Pulangnya udah mendung banget, bakal ujan deres. Akhirnya buru-buru pulang. Etapi, ini gajah-gajah unyu bikin ngiler. Akhirnya beli ini lima belas biji (untung uang arisan masih ada), dibagi-bagi buat ponakan-ponakan yang tadi ikut. Terus, aku bawa empat buat di pajang di rumah. Unyu, soalnya di badan gajahnya ada tulisan Taman Nasional Way Kambas. Itung-itung buat rejeki para pedagang di sore hari ;)
banyak yang gersang ya , gak ada pohonnya
BalasHapuslha, itu malah isinya pohon semua :D
HapusAku 4 tahun dulu tinggal di Way Jepara. Berapa kali ke Way Kambas, fotoku di hard disk yang rusak hilang deh huhuhu.... Jadi mupeng ke sana lagi. Lihat ini jadi kangen... Thank ya foto-fotonya.
BalasHapusIni foto-foto gajahnya sedikit, Mbak. Soalnya gajah-gajahnya lagi dibawa ada acara gitu. Oya, tanggal 12 besok ada festival di sini :))
HapusTernyata masih ada yg liar juga, ya. Semoga gajahnya bahagia tinggal di Pusat Konservasi.
BalasHapus