Terakhir nonton drama korea bertema historical kayaknya Moon Lovers: Scarlet Herat Ryeo yang lumayan menguras perasaan. Juga waktu, apalagi pemainnya lumayan banyak banget x)) Dan baru tergugah lagi nonton drama bertema historical, ini pun nimbunnya sebenarnya udah lama x))
Hebatnya drama korea kalo mengambil tema historical niat banget; mulai dari setting, para pemain pendukung yang bejibun saking banyaknya hingga kostum yang niat banget. Dan tak lupa jalan cerita yang kuat, pembelajaran nih buat Indonesia bisa meniru Korea dengan menyuguhkan drama bertema sejarah agar para generasi muda nggak lupa dengan sejarah negaranya. Sayangnya Indonesia ini sensitif banget, apa-apa diprotes, mungkin ini jadi salah satu faktor kenapa sineas Indonesia enggan atau jarang mengambil tema sejarah negaranya sendiri.
The King in Love mengangkat tiga tokoh utama, dengan jalan cerita cinta segitiga. Cinta sepasang manusia aja udah rumit, apalagi ini perasaan tentang cinta segitiga x))
Adalah Siwan yang berperan sebagai putra mahkota. Salah satu kandidat terbesar penerus raja. Selama bertahun-tahun hidupnya hanya tahu dunia istana. Hubungan dengan ayahnya, sang raja tidak berjalan baik sejak dia masih kecil. Tapi ibunya, sang ratu selalu membelanya:
Hingga di usia ke dua belas, dia memiliki teman di kalangan istana yang mengajaknya untuk melihat dunia luar dengan cara menyamar seperti rakyat pada umumnya:
Sejak saat itu, Wang Rin yang diperankan oleh Hong Jong Hyun menjadi sahabat dekatnya. Selalu berada selangkah di belakangnya. Selalu melindunginya hingga dewasa. Mereka sering menyamar agar bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi rakyat biasa. Hingga suatu hari mereka menjadi saksi sebuah pembunuhan massal. Sebenarnya kejadian itu bisa dicegah, sayangnya sang putra mahkota justru merasakan sensasi melihat pembunuhan itu. Padahal di sisi lalin, ada seorang perempuan yang trauma akan kejadian tersebut.
Menjelang dewasa, siapa sangka mereka bertemu lagi sejak tujuh tahun lalu dari kejadian yang memilukan itu. Sang anak perempuan masih menyimpan dendam. Sementara putra mahkota masih merasa bersalah dengan kejadian itu, seandainya dulu dia tidak diam saja, mungkin anak perempuan itu masih memiliki ibu yang menyayanginya.
Ini adalah drama terakhir bagi Siwan member ZE:A sebelum dia akhirnya tahun lalu setelah menyelesaikan drama ini masuk wajib militer. Menjadi semacam pengobat pelibur lara bagi para fansnya ya untuk menunggu dua tahun lagi keluar dari wamil. Btw, tampangnya masih kiyut gini, nggak nyangka udah mendekati tiga puluh x))
Setelah tahun lalu berpasangan dengan Ji Chang Wook di drama The K2, Yoona kembali bermain drama dengan genre yang berbeda dari sebelumnya.
Jika di drama sebelumnya lemah banget, meski masih terkesan sisi feminimnya, di sini perannya lebih menantang; mesti berlatih laga bahkan kudu ada scene naik kuda. Mau di gimanain juga, Yoona ini memang cantik natural banget, aku aja yang cewek suka liatnya, apalagi cowok-cowok ya x))
Sampai dewasa, dia masih penasaran dengan pembunuh ibunya. Yang dia ingat hanyalah tanda tato ular di lengan kanan sang pembunuh:
Dan tokoh utama ketiga adalah Wang Rin yang diperankan Hong Jong Hyun. Beda banget ama tampilannya di Moon Lovers yang bengis plus serakah banget, di sini dia nggak hanya pengawal yang setia, tapi juga sangat melindungi keluarganya, terutama adik semata wayangnya. Dia rela melakukan apa saja demi persahabatan juga keluarga, meski harus mengorbankan nyawa. Dibandingkan putra mahkota, dari awal lebih suka karakter Wang Rin ini. Adem aja liat sikapnya.
Sayang banget ama adiknya:
Scene ini lumayan sedih, pas ngobrol bareng ama adiknya dari balik pintu:
Meski begitu, dia tidak tinggal diam saat kakaknya melakukan kesalahan meski harus menggadaikan nama besar keluarganya yang memiliki darah bangsawan:
Meski cintanya diam-diam, tapi tulus banget:
Rumitnya cinta segitiga:
Disinilah persahabatan diuji saat cinta datang:
Drama ini berpusat pada perebutan tahta, harta dan wanita. Di sini kita bisa melihat yang namanya cinta sejati. Ratu dan Raja meski tidak pernah ditampilkan akur, tapi merekalah justru yang namanya cinta sejati meski ada orang ketiga diantara mereka:
Hubungan anak dan ibu selalu kuat, seperti halnya Ratu dan Putra Mahkota meski mereka jarang sepemahaman. Ratu ini representasi seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya, apa pun akan dilakukannya untuk menyelamatkan anaknya:
Kita tidak pernah tahu siapakah yang bakal menjadi musuh kita:
Karena orang paling dekat justru orang yang paling berbahaya yang paling gampang menghancurkan kita:
Tetap selalu ada orang yang setia mendampingi kita:
Ketika hati bertepuk sebelah tangan:
Kita kerap membutakan hati, padahal ada orang lain yang diam-diam memperhatikan dan menyayangi kita dengan tulus:
Hidup harus belajar melepaskan rasa dendam di masa lalu:
Awkward moment:
Manakah yang harus dipilih Eun San?!?
Dan aku suka pilihan penulis skenarionya kemana hati Eun San berlabuh, pilihan yang tepat meski tetap menyakiti satu hati yang lain:
aku geregetan banget sama ni drama :(( padahal udah berharap dar awal ama si A. Eh, malah sama si B
BalasHapusAwalnya nonton drama ini gak ekspektasi tinggi, soalnya di episode awal rada terganggu sama scene yang terasa dibuat² waktu mendaki bukit dan jembatan putus itu juga beberapa hal lain yang mengganggu selama nonton episode awal. Kemudian nunda buat lanjutin nonton karena dramanya masih on-going, jadi males nunggu lama buat nonton. Eh kemaren jadi keinget drama ini lagi karena nonton drama sejarah lain, eh pengen nonton dari awal lagi biar gak lehilangan kesan ceritanya. Dan... benar aja. Aku tersentuh banget nonton drama ini. Aku rasa, kunci buat nonton drama ini adalah sabar. Sabar nontonin tanpa skip dan tetep pantengin sampe akhir. Yang awalnya aku gak paham kenapa harus gini, gitu, kenapa karakternya gini, gitu, kenapa ini dirasa kurang tepat, alhasil aku paham itu semua setelah nontonnya sampe selesai. Sayang saja, orang² yang memberikan komentar buruk padahal mereka tidak menontonnya hingga akhir. Aku jadi salut sama penulisnya, hal² yang tidak kita pahami, akan dijelaskan seiring waktu dan seperti bom. Seperti kita meniti hidup, kadang kita sadar, paham, dan mengerti akan sesuatu hal, setelah kita melewati serangkaian kejadian yang menuntun kita pada suatu kesimpulan.
BalasHapus