Sebelum membahas tentang acara Stand Up Nite: Sekolah Komedi Singkat yang merupakan event besar di Metro, terlebih dahulu kita akan membahas apakah itu komika yang makin ke sini makin eksis dan banyak yang memilih ini sebagai suatu profesi.
Menurut WIKIPEDIA, lawakan tunggal atau komedi tunggal adalah salah satu genre profesi melawak yang pelawaknya (kadang disebut komika) yang membawa lawakannya di atas panggung seorang diri, biasanya di depan penonton langsung.
Nah, menjadi komika tentunya lebih banyak tantangannya dibandingkan melawak biasanya yang keroyokan alias rame-rame. Kebayang kan, ngelawak sendiri di depan panggung yang artinya semua perhatian penonton tertuju pada kita. Ibarat persentasi sendirian aja bikin deg-degan plus panas dingin. Sedangkan kalo jadi komika, udah sendirian, plus harus bisa bikin penonton ketawa pula :D
Aku pikir, Aci bakal ditaro di paling akhir. Ternyata Aci nongol lebih dulu dibanding Newendi. Ternyata Aci lebih imut dibandingkan aslinya. Iya, kecil unyu gitu. Masih pantes jadi anak sekolah, gyahahaha... Mungkin karena masih muda juga jadi masih keliatan nervousnya di sela-sela penampilan. Kadang masih kayak mikir, abis ini mau ngomong apalagi... x)) Tapi salut ama dia di usia yang masih belia (umurnya masih 19 tahun, cin!) udah bisa eksis di panggung. Aku aja umur segini masih suka panas dingin kalo ngomong di depan umum, wkwkwk.. Semangat ya, Aci :D
Nah, Newendi menjadi penutup di acara ini. Ciri khasnya memang 'Lampung banget'. Dan itu menjadi semacam labelnya di setiap penampilannya. Dibandingkan Aci yang lebih banyak bercerita kesehariannya pasca menjadi juara SUCA 2 tahun lalu, materi yang diberikan Newendi lebih matang dan lebih terkonsep. Dan terlihat dia tampak santai menguasai panggung. Mungkin karena jam terbangnya lebih tinggi, meski hanya sebagai finalis SUCA 1 & SUCI 4, Newendi menyuguhkan materi yang lebih universal dan lekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya masalah tren vlog yang diangap kurang penting jika isinya hanya seputaran dari bangun tidur sampai tidur lagi, atau tren cewek-cewek yang demen 'boomerang' di instagram. Sepele, tapi ngena banget nih! x))
Oya, ada kalimat #jlebb dari Newendi; "Menjadi komika nggak perlu ngoceh cerdas-cerdas amat, kalo cerdas ngoceh ya di senayan." :D :D :D
Banyak juga murid-murid yang kini udah lulus jadi komika lokal. Ada Yusuf, Ridho, Gusti, Farhan, Fachri, dan Magno.
Untuk ukuran event besar perdana, acaranya ini cukup sukses. Masukannya satu, kalo bisa penontonnya dibatasi umur karena materi yang disampaikan komika tanpa disadari mengandung 'unsur-unsur' dewasa. Atau jika menginginkan penonton segala usia, hendaknya materi dibatasi dengan adanya unsur-unsur yang vulgar. Kenapa? Karena kemarin lumayan banyak anak-anaknya juga :D
Pas SUN1SKS ini duduk agak jauh dari panggung, jadi agak susah mau mendokumentasikan para komika. Eh, malah pas ke Bejo's Milk ketemu Newendi lagi stand up dadakan, mana pas duduknya pas depan panggung gini :D
Menurut WIKIPEDIA, lawakan tunggal atau komedi tunggal adalah salah satu genre profesi melawak yang pelawaknya (kadang disebut komika) yang membawa lawakannya di atas panggung seorang diri, biasanya di depan penonton langsung.
Nah, menjadi komika tentunya lebih banyak tantangannya dibandingkan melawak biasanya yang keroyokan alias rame-rame. Kebayang kan, ngelawak sendiri di depan panggung yang artinya semua perhatian penonton tertuju pada kita. Ibarat persentasi sendirian aja bikin deg-degan plus panas dingin. Sedangkan kalo jadi komika, udah sendirian, plus harus bisa bikin penonton ketawa pula :D
Nah, bulan ini tepatnya hari minggu lalu, Stand Up Comedy Metro yang biasanya manggung di Bejo's Milk tiap Rabu malam mengadakan event besar yaitu Stand Up Nite: Sekolah Komedi Singkat. Jadi bisa ditebak bahwa tema yang akan diangkat oleh para komika yang tampil adalah tentang seputaran pendidikan atau sekolah.
Berikut lima komika lokal sebagai pembuka acara ini. Dimulai dari Raden Yusuf atau biasa dipanggil Usop yang membahas seputar budaya lokal sampai Suwendi Lelaki yang membahas hal-hal kecil seputaran Metro, salah satunya adalah perihal retribusi yang berasal dari uang parkir. Bisa dikatakan, dari lima penampilan komika lokal ini yang paling petjah adalah penampilan Suwendi. Dilihat dari materi dan kesiapan dalam menguasai panggung, mungkin juga karena dia paling senior umurnya dibandingkan yang lain, yang rata-rata memang baru setahun dua tahun lulus SMA x))
Aku pikir, Aci bakal ditaro di paling akhir. Ternyata Aci nongol lebih dulu dibanding Newendi. Ternyata Aci lebih imut dibandingkan aslinya. Iya, kecil unyu gitu. Masih pantes jadi anak sekolah, gyahahaha... Mungkin karena masih muda juga jadi masih keliatan nervousnya di sela-sela penampilan. Kadang masih kayak mikir, abis ini mau ngomong apalagi... x)) Tapi salut ama dia di usia yang masih belia (umurnya masih 19 tahun, cin!) udah bisa eksis di panggung. Aku aja umur segini masih suka panas dingin kalo ngomong di depan umum, wkwkwk.. Semangat ya, Aci :D
Nah, Newendi menjadi penutup di acara ini. Ciri khasnya memang 'Lampung banget'. Dan itu menjadi semacam labelnya di setiap penampilannya. Dibandingkan Aci yang lebih banyak bercerita kesehariannya pasca menjadi juara SUCA 2 tahun lalu, materi yang diberikan Newendi lebih matang dan lebih terkonsep. Dan terlihat dia tampak santai menguasai panggung. Mungkin karena jam terbangnya lebih tinggi, meski hanya sebagai finalis SUCA 1 & SUCI 4, Newendi menyuguhkan materi yang lebih universal dan lekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya masalah tren vlog yang diangap kurang penting jika isinya hanya seputaran dari bangun tidur sampai tidur lagi, atau tren cewek-cewek yang demen 'boomerang' di instagram. Sepele, tapi ngena banget nih! x))
Oya, ada kalimat #jlebb dari Newendi; "Menjadi komika nggak perlu ngoceh cerdas-cerdas amat, kalo cerdas ngoceh ya di senayan." :D :D :D
Banyak juga murid-murid yang kini udah lulus jadi komika lokal. Ada Yusuf, Ridho, Gusti, Farhan, Fachri, dan Magno.
Untuk ukuran event besar perdana, acaranya ini cukup sukses. Masukannya satu, kalo bisa penontonnya dibatasi umur karena materi yang disampaikan komika tanpa disadari mengandung 'unsur-unsur' dewasa. Atau jika menginginkan penonton segala usia, hendaknya materi dibatasi dengan adanya unsur-unsur yang vulgar. Kenapa? Karena kemarin lumayan banyak anak-anaknya juga :D
Pas SUN1SKS ini duduk agak jauh dari panggung, jadi agak susah mau mendokumentasikan para komika. Eh, malah pas ke Bejo's Milk ketemu Newendi lagi stand up dadakan, mana pas duduknya pas depan panggung gini :D
Makasih buk lukti, reviewnya
BalasHapusWah, usop masih aktif blognya! :D
HapusBuk, bantu promosiin blog aku ya, aku mencoba menyelami jadi blogger
BalasHapusTolong bantu promosiin hehe
BalasHapus