Nontonnya udah dari dua bulan yang lalu, tapi baru reviewnya sekarang. Sama halnya, saat tinggal dua episode terakhir, aku malah nontonnya dua minggu kemudian x))
Kalo yang nyimak story instagramku, pasti tau banget kalo aku Tim Han Ji Pyeong x)) Kenapa? Karena hidupku merasa lebih relate ama kehidupannya Han Ji Pyeong dibandingkan dengan tokoh yang lainnya x))
Kalo yang nyimak story instagramku, pasti tau banget kalo aku Tim Han Ji Pyeong x)) Kenapa? Karena hidupku merasa lebih relate ama kehidupannya Han Ji Pyeong dibandingkan dengan tokoh yang lainnya x))
Ada banyak faktor kenapa Han Ji Pyeong, second lead malah justru lebih banyak disukai ketimbang Nam Do San, si tokoh utama.
Pertama, dibandingkan Nam Do San yang sebenarnya mendapatkan banyak faktor previlege terutama dari keluarganya, Han Ji Pyeong tumbuh mandiri meski tanpa kasih sayang orangtua. Kerja kerasnya selama ini tak sia-sia, membuahkan hasil untuk sukses di usia muda.
Karena faktor inilah Han Ji Pyeong tidak senang memiliki utang budi kepada orang lain.
Tanpa disadari selalu ada buat Seo Dal Mi, terutama saaat masa-masa susah.
Dan menurutku, Seo Dal Mi justru bisa menjadi diri sendiri jika bersama Han Ji Pyeong. Bersama Nam Do San justru tidak terlihat menjadi diri sendiri. Seo Dal Mi, menurutku justru sering tidak mau terlihat tidak baik-baik saja jika di depan Nam Do San.
Tidak hanya itu, Han Ji Pyeong selalu berlari yang pertama jika Seo Dal Mi ada masalah. Katanya mau berlayar tanpa peta, tapi ya ujung-ujungnya selalu Han Ji Pyeong yang menyelamatkan x))
Mungkin kata-kata yang diucapkan Han Ji Pyeong sering terkesan kasar dan tak berperasaan, tapi sebenarnya yang diucapkannya ada benarnya. Dia sudah mengalami banyaknya pahit manis garam kehidupan dibandingkan para tokoh lainnya di sini.
Terlihat sempurna, tapi ada satu yang tidak dimilikinya: keluarga. Mungkin hal itulah yang membuatnya tumbuh menjadi manusia dewasa yang kadang terlihat tidak berperasaan kepada orang lain.
Muka cemberut tetep kiyut:
Wajah lagi tidur pun juga gak kalah kiyut x))
Sepertinya postinganku cenderung subjektif ke Han Ji Pyeong ya. Tapi bukan berarti aku tidak mengulas tokoh utamanya, Nam Do San.
Nam Do San sepertinya memang representasi cowok-cowok mahir IT yang biasanya mengalami kekurangpekaan terhadapa isi hati perempuan. Pernah mengalaminya, hahaha... x))
Kenapa Nam Do San bisa nekat berlayar tanpa peta?
Karena Nam Do San memiliki keluarga. Ibarat dermaga, sehancur-hancurnya Nam Do San, semarah apa pun ayahnya, keluarganya selalu menyuportnya. Samsan Tech, penyokong terbesarnya selama ini adalah ayah Nam Do San. Meski tiga taun dapat suntikan dana dari sang ayah, perusahaan rintisan Nam Do San yaitu Samsan Tech tidak pernah berkembang x))
Beruntungnya Nam Do San punya sahabat yang sangat setia dan percaya akan kemampuan Nam Do San meski butuh proses yang cukup lama.
Bagi Nam Do San, merajut menjadi semacam terapi baginya.
Hanya lulusan SMA, bukanlah hal mudah hidup di Korea. Begitupula yang dialami oleh Seo Dal Mi. Ditambah lagi dia hanya hidup bersama sang nenek sejak kematian ayahnya. Sekeras apa pun dia bekerja, selalu kalah di mata masyarakat. Hingga di pekerjaan terakhir, kontrak kerjanya tidak diperpanjang oleh perusahaan tempatnya bekerja, dia memutuskan untuk merintis sebuah usaha sendiri.
Meski sempat minder dengan para kontestan lainnya, berkat Han Ji Pyeong yang meyakinkannya, Seo Dal Mi akhirnya yakin dengan kemampuannya.
In Jae. Sukses dengan bayang-bayang previlege dari ayah tirinya yag kaya raya, membuatnya kerap diremehkan.
In Jae mencoba membuktikan kemampuannya dengan mengikuti kompetisi yang diadakan oleh Sand Box yang sebenarnya buat pemula. Sebenarnya ini adalah hal yang mudah bagi In Jae karena selama ini memiliki pengalaman segudang di perusahaan ayah tirinya.
In Jae dan Seo Dal Mi adalah representasi dua perempuan bersaudara dengan karakter yang berbeda. Meski tampak bermusuhan sejak remaja, sesungguhnya mereka masih menyayangi satu sama lain.
Orang yang paling tulus di drama ini adalah Nenek Choi Won Deok.
Sebagai seseorang yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang nenek, aku bisa merasakan apa yang dirasakan Han Ji Pyeong :')
Salah satu scene favorit, apalagi kalo bukan ada aroma buku x))
Perkara surat menyurat apalagi memiliki sahabat pena, mungkin suatu hal yang langka di jaman sekarang.
Lelaki sejati adalah yang berlapang dada.
Luka di masa anak-anak, tanpa disadari menggores dan mengendap dalam hati. Han Ji Pyeong, tumbuh tanpa kasih sayang orangtua, menjadi kurang percaya akan orang lain.
In Jae, merasakan susahnya menjadi anak di keluarga pas-pasan. Memilih mengikuti sang ibu yang menikah lagi ketimbang mengikuti ayahnya yang resign dari pekerjaannya.
Sebaliknya, sang adik, Seo Dal Mi memilih ikut ayahya. Percaya jika ayahnya kelak akan memberikannya kebahagiaan meski resign dari pekerjaannya.
Meski tampak sempurna, justru Nam Do San yang masa kecilnya paling tidak bahagia menurutku. Cerdas dari kecil, malah membuatnya justru tertekan. Orangtuanya selalu menuntutnya lebih. Tanpa disadari, orangtua seperti ayahnya Nam Do San justru menjadi toxic bagi anaknya. Menang olimpiade matematika saat masih kecil, memang suatu kebanggaan bagi orangtua, tapi juga menjadi beban bagi sang anak. Makanya jangan heran, jika masih anak-anak sudah terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan, akan merasa menderita di kala dewasa jika sebenarnya hanya gagal sedikit saja. Kesalahan Nam Do San di masa kecil, terus menghantuinya hingga dewasa dan selalu merasa bersalah.
Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari drama ini. Yang paling aku suka adalah setiap tokohnya saling mengisi kelebihan maupun kekurangan satu sama lain. Nam So Dan yang sebenarnya cerdas, tapi kurang paham dunia negoisasi, terbantu oleh Se Dal Mi yang meski hanya lulusan SMA tapi punya kemauan untuk belajar yang sangat keras. Seo Dal Mi dan Nam Do San yang sama-sama masih anak bau kencur di dunia start up, terbantu oleh Han Ji Pyeong yang meski kata-katanya ketus, menjadi semacam penyelamat bagi mereka terutama di kala kesusahan. In Jae, meski tampak jahat, tapi sebenarnya peduli dengan adiknya, Seo Dal Mi. Begitu juga dengan sahabat Nam Do San, meski tampak konyol, sebenarnya mereka cerdas.
Ada couple kocak di drama ini x))
Terima kasih buat semua kru sudah membuat drama sebagus ini di penghujung 2020 yang lalu.
Ada banyak kalimat favorit dalam drama ini:
1. Seseorang berkata bahwa ketidakpedulian adalah balas dendam pada orang yang tidak penting.
2. Masa kini juga anugerah. Aku tak akan mengisi masa kini dengan penyesalan lagi.
3. Jangan cari jawabannya tapi buatlah pilihan meskipun kau akan diumpat apa pun pilihanmu.
3. Penyesalan tak langsung datang saat kau membuat keputusan tapi dalam proses setelah itu.
4. Jangan biarkan pendapat orang lain menjadi kenyataanmu.
5. Cobalah belajar dari keberhasilan seseorang. Jangan jadikan koneksi dan keberuntungan sebagai alasan. Itu terlalu klise.
6. Kamu adalah bunga kosmos. Dan ini masih musim semi. Tunggu sampai musim gugur, dan kamu akan mekar dengan indah. Bersabarlah.
7. Jika tidak bisa mengalahkan musuhmu, jadilah pasukannya.
8. Pada akhirnya, tidak akan ada yang berada di samping kita, jika kita terus mengusirnya dengan berbagai cara.
9. Siapa yang menyangka jika teman bisa saja menjadi musuhmu suatu hari nanti.
10. Kamu tidak boleh minum air laut meskipun keadaan sangat sulit. Kamu harus bertahan sampai hujan turun.
11. Berbisnis itu sulit. Kamu akan disebut CEO jika sukses. Tapi akan dijuluki penipu jika gagal.
Pokoknya mah jadi salah satu drama favorit yang kudu banget ditonton :)
Numpang promo ya Admin^^
BalasHapusajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami... (k)
di ajopk.com ^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856
BalasHapuspermainan poker dengan pelayanan CS yang ramah dan terbaik hanya di IONQQ :D
WA: +855 1537 3217