Sebenarnya aku sudah menonton drama ini separuh perjalanan, yang artinya masih ada separuh lagi yang harus ditonton tapi harus kupending karena mengikuti diklat online. Setelah diklat selesai, mau melanjutkan nonton malah viral kasus pemeran utamanya. Meski suka ama pemeran utamanya, lumayan ngefek untuk melanjutkan nonton dramanya, niatan nonton jadi kepending. Dan gak perlu lama setelah kebenaran terungkap, jadi semangat buat menyelesaikan rangkaian drama ini. Tapi pas mau buat reviewnya kepending karena kesibukan di dunia nyata menguras tenaga x))
Ini bukan sekedar drama romance comedy semata. Ada banyak pesan moral yang tidak hanya bisa kita ambil dari tokoh utamanya, tapi juga dari para pemeran pendukungnya.
Independent women terlihat dari sikap para tokoh-tokoh perempuan di drama ini. Tidak hanya itu, ketimpangan gender juga terlihat dari kehidupan sehari-hari para tokoh perempuannya.
Pertama, Yoon Hye Jin sebagai gadis kota yang terpaksa tinggal di desa. Dia tentu masih membawa sikap-sikapnya saat tinggal di kota dulu. Mulai dari pedekate, menyatakan cinta sampai melamar pun dia yang berinisiatif duluan x))
Kedua, tidak hanya Yoon Hye Jin, sahabatnya yaitu Pyo Mi Seon pun juga berperilaku sama; menyatakan cinta dulu meski awalnya berakhir ditolak x))
Ketiga, Yeo Hwa Jeong yang memilih menjadi single parent dan membesarkan anaknya. Ada kalimat bagus banget saat anaknya memenangkan sebuah kompetisi bidang Matematika: "Pesta makan-makan ini bukan karena kau mendapatkan penghargaan. Mendapatkan penghargaan adalah hal yang bagus. Tapi walaupun kau tak menjadi juara, kita tetap akan berpesta. Pesta ini untuk merayakan kerja kerasmu. Menurut ibu, usaha keras lebih penting daripada hasil akhirnya." :')
Keempat, Ham Yun Kyung saat mau melahirkan. Pecah banget pas dia meluapkan emosinya sebagai bentuk kekesalan suaminya yang tidak peka teradap perempuan hamil: "Kau pikir melahirkan itu mudah? Tubuhku hancur dibuatnya. Seluruh tulang di tubuhku seperti patah, lalu disambung lagi! Bayangkan harus memberi ASI tengah malam dengan kondisi seperti itu. Dan bisanya kau bilang bersantai? Apakah mengurus anak hanya main-main. Dau kau pikir aku serakah karena menginginkan barang dagangan kita banyak yang terjual? Kau pikir aku bekerja untuk diri sendiri? Aku tak mau bekerja. Badanku terasa berat dan lelah. Aku ingin istirahat! Aku merasa kesepian dan ketakutan, tapi kau hanya melihat saja. Kau tak tahu betapa melelahkannya ini.
Kisah Ham Yun Kyung ini sebenarnya banyak dialami para ibu rumah tangga: selain melakukan pekerjaan domestik yang tiada habisnya, mengurus anak juga bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Kelima, Yu Cho Hui yang mengalami cinta terlarang. Bukan hal yang mudah baginya untuk memendam perasaaan sukanya terhadap seseorang selama belasan tahun x))
Keenam, Jo Nam Suk harus bertahan hidup pasca kematian anaknya.
Ketujuh, Wang Ji Won yang selama ini memendam rasa di hatinya karena orang yang disukainya tidak peka, akhirnya dia menyatakan cinta duluan. Jadi total ada tiga perempuan yang menyatakan cintanya duluan di drama ini, warbiyasa, wkwkwkwk.... x))
Kedelapan, Oh Chun Jae sebagai single parent karena istrinya meninggal pasca melahirkan anak mereka. Peran ibu untuk merawat dan mengasuh anaknya sejak lahir, tentu bukan hal yang mudah baginya.
Terharu banget pas anaknya, Oh Ju Ri berjuang keras untuk bertemu idolanya, salah satu member K-Pop :')
Kesembilan, saat memutuskan untuk menikah, Hong Du Sik dan Yoon Hye Jin berbagi peran. Yoon Hye Jin yang pada dasarnya gak bisa masak, menyerahkan urusan pada Hong Du Sik yang lebih ahli x))
Selain masalah gender, drama ini membahas tentang ekonomi:
1. Hidup di desa dianggap tidak sukses dibandingkan dengan gemerlapnya hidup di kota yang serba ada. Terlihat dari sikap teman-teman Yoon Hye Jin yang meremehkannya sejak dia menjadi dokter gigi di desa saat berkumpul dengan teman-teman kuliahnya di sebuah acara pernikahan
2. Jangan sembarangan tergiur dengan investasi saham; karena tidak bisa ditebak hari ini naik, hari lain bisa jadi anjlok total.
3. Nenek Kim Gam Ri rela merasakan sakit di giginya selama ini padahal dia memiliki uang yang cukup untuk mengobati rasa sakit itu. Dia lebih bangga menguliahkan anaknya di luar negeri sementara dia tinggal di desa dan menahan rasa sakit. Banyak sekali tipikal orangtua tua seperti nenek Kim Gam Ri ini. Ada kalimat tegas dari Yoon Hye Jin yang bagus banget meski ini terkesan nyelekit bagi yang mendengarnya: "Kau tahu yang seharusnya orangtua lakukan demi anaknya? Hidup sehat dan panjang umur. Bukan menahan sakit demi memberikan lebih banyak uang. Tetapi menjaga dirinya dengan baik." :')
Isu sosial juga ada banyak diselipkan dalam drama ini:
1. Sebagai warga baru, kita harus bertegur sapa dengan penduduk.
2. Sebagai warga baru juga, harus peka dengan keadaan sekitar. Awal-awal Yoon Hye Jin tinggal di desa, tanpa disadari secara tidak langsung sikapnya yang ceplas-ceplos dan blak-blakan melukai perasaan para penduduk. Dan itu mempengaruhi penilaian penduduk kepadanya, hingga berimbas tidak ada yang mau berkunjung ke kliniknya. Ini tanpa disadari juga sering dialami para generasi Z di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sosial: kepekaan yang kurang terhadap sekitar.
3. Orangtua ditinggalkan anak. Nenek Kim Gam Ri memiliki anak yang kuliah di luar negeri yang tidak pernah pulang kampung meski libur. Sang anak lebih memilih berlibur dengan teman-temannya dibandingkan menjenguk sang ibu yang sendirian di rumah. Penyesalan anak biasanya akan muncul setelah orangtua tiada.
4. Isu pelecehan seksual juga ada dalam drama ini. Saat ada seorang pemuda yang menjadi pasien di klinik gigi milik Yoon Hye Jin. Awalnya tidak terlihat, lama-lama sang pasien makin berani menunjukkan ketidaksopannya terhadap asisten Yoon Hye Jin, yaitu Pyo Mi Seon. Pemuda ini justru memutarbalikkan fakta karena merasa anak orang kaya alias punya power untuk menindas orang lain.
5. Hong Du Sik ini tipikal people pleaser. Apa saja itu ciri-cirinya? Sulit mengatakan tidak pada orang lain. Hong Du Sik membantu hampir semua penduduk yang ada di desanya: membantu nenek Kim Ga Ri karena merasa punya hutang budi kepada sang nenek, menjadi bartender membantu Oh Chun Jae yang memiliki kafe tapi tidak bisa meracik kopi, dan masih Mungkin tampak keren karena serba bisa dalam segala hal dan selalu ada untuk mereka semua, padahal sebenarnya itu adalah salah satu indikasi ciri-ciri mengalami sindrom people pleaser.
6. Ternyata ada alasan Hong Du Sik tanpa disadari bersikap people pleaser. Dia juga tanpa disadari mengalami inner child, luka di masa lalu yang belum usai.
"Hidup tidak selalu adil. Ada orang yang jalannya penuh lubang dan tidak mulus. Ada juga yang berlari sekuat tenaga, lalu menemui jurang di ujung jalannya."
Koleksi buku di rumahnya Hong Du Sik fix bikin iri x))
Komentar
Posting Komentar