Langsung ke konten utama

REVIEW Green Mother Club

 
"Kalau seorang ibu terintimidasi, anaknya akan lebih terintimidasi."
 Sebenarnya nggak tahu ada drama ini, karena pas awal-awal gak ada yang bahas. Tapi waktu buka netflix, ternyata drama ini masuk urutan 2. Mikir awal gak antusias soalnya pemainnya gak familiar semua dan kok banyak banget pemain utamanya mana emak-emak semua. Dan ternyata bagus banget. Cocok banget buat ditonton terutama bagi ibu-ibu muda. Yang udah pernah nonton drama Sky Castle dan Penthouse, kudu juga nonton ini, setipe jenisnya tentang keambisiusan emak-emak terhadap pendidikan anaknya x))
 
 
 

Di sini ada lima pemeran utama yang disuguhkan dalam drama ini, meski sebenarnya hanya ada satu tokoh sentral. Setiap ibu memiliki karakter dan problema masing-masing. Mari kita kupas satu per satu. Pertama, dimulai dari Lee Eun Pyo yang diperankan oleh Lee Yo Won. 
 
 
 
Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi dibandingkan ibu-ibu lainnya di lingkungan sekolah anaknya, dia dianggap sombong karena tampak antimainstream seperti kebanyakan ibu lainnya. Misalnya, ketika ibu lainnya sudah memasukkan anak mereka ke tempat-tempat les sejak dini, dia tidak melakukannya. Tapi dia akan marah ketika ibu lain menghina anaknya. Dia menginginkan anaknya tumbuh kembang normal seperti usianya tanpa dipaksakan. 
 
 
 Lingkungan memang sangat berpengaruh sekali terhadap tumbuh kembang seorang anak dan juga psikis seorang ibu. Meski awal pertahanannya kuat, akhirnya jebol juga pertahanan Lee Eun Pyo :')

 
 Kedua, ada Byeon Chun Hui yang diperankan oleh Choo Ja Hyun. Pas awal-awal episode pasti yang nonton sebal ama tokoh ini. Tipe bubibu yang pernah mau kalah dibanding ibu lainnya dalam segala hal. Si paling hebat pokoknya. Dari drama ini kita belajar bahwa orang yang suka menindas biasanya punya luka lebih hebat dibandingkan yang lainnya.
 
 
 
 Ketiga, Seo Jin Ha yang diperankan oleh Kim Gyu Ri ditampilkan sebagai sosok yang nyaris sempurna: punya anak pintar, karir yang cemerlang, suami tampan dan juga kaya raya. Ibu-ibu lainnya otomatis minder dengan Seo Jin Ha ini. Dibalik sosoknya yang nyaris sempurna ini justru menyimpan luka sejak kecil. Dia memiliki inner child.

 
 Keempat, ada Park Yun Ju yang diperankan oleh Joo Min Kyung. Tipikal bubibu muka dua. Biasalah tipikal bubibu dari kelas bawah yang tanpa disadari carmuk ke sana, carmuk ke sini alias cari aman. Jadi bisa dipastikan kadang baik, kadang jahat juga x))

 
 Lalu, yang kelima ada Kim Yeong Mi yang diperankan oleh Jang Hyeo Jin. Tipikal buibu idealis tapi jarkoni: iso ngajar ora iso ngelakoni. Kenapa? Dia suka berkoar-koar tentang keadilan anak, sementara tanpa disadari anaknya justru tersiksa di rumah karena memiliki ayah tiri. Lewat tokoh kita jadi paham bahwa keadaan di rumah lebih penting keadaan di luar rumah.
 
Seperti aku ungkap sedikit di awal postingan, bahwa drama ini mengungkap sisi gelap dunia pendidikan di Korea. Betapa ambisiusnya para orangtua berlomba-lomba membuat anaknya menjadi nomer satu. Jika sang anak pintar, otomatis mengangkat derajat orangtua terutama ibu di mata masyarakat. Begitu sebaliknya, jika sang anak tidak memiliki kemampuan luar biasa, sang ibu pun tersisihkan di lingkungan masyarakat. Seperti diceritakan dalam drama ini, para ibu yang memiliki anak-anak masih kelas satu sekolah dasar, memasukkan anak-anak mereka ini ke bimbingan belajar. Begitupula dengan tempat bimbingan belajar ini, tidak sembarangan bisa masuk ke tempat mereka. Bayangkan, siswa kelas satu harus sudah bisa mengikuti pelajaran kelas empat x))

Keambisiusan para ibu ini juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang karena faktor keluarga, faktor ekonomi, faktor lingkungan dan juga faktor masa lalu. Selain membahas hubungan antara anak dan ibu, sebenarnya lewat para tokoh utama ibu-ibu ini juga membahas hubungan antara istri dan suami. Setiap keluarga memiliki masalah dan latar belakang yang berbeda.

Dari lima tokoh utama ini sebenarnya tidak ada tokoh yang sempurna. Jadi realistis seperti ibu-ibu di kehidupan nyata. Setiap ibu memiliki sisi baik, tapi setiap ibu juga memiliki sisi buruk. Dari setiap ibu ini kita mendapat pelajaran hidup bahwa kita tidak bisa menilai seseorang dari satu sisi semata, selalu ada sisi lainnya yang terkadang tidak terlihat.

Dan yang paling penting lagi adalah dalam hidup berkeluarga, jangan pernah membandingkan dengan kehidupan keluarga yang lain. Karena setiap keluarga memilih masalah dan kehidupan yang berbeda satu sama lain. Pokoknya bagus banget buat ditonton; mengaduk emosi. Kadang sebal, tapi juga kadang bikin sedih menonton problematika kehidupan mereka :')
 
 Beberapa kalimat favorit dalam drama ini:
1. Kau tahu yang paling kubenci? Para ibu yang memaksakan impian mereka pada anak-anaknya. Anakku adalah anakku, aku adalah aku. -Eun Pyo-
2. Mereka hanya anak-anak yang sedang tumbuh. Kalian juga orangtua yang membesarkan anak, tak seharusnya menghakimi orang lain begitu.
3. Kenapa perjuanganku pada mimpiku dianggap sebagai dosa melawan keluargaku? Aku hanya ingin menjalani hidup dengan baik?
4. Bukankah memaksa siswa belajar di luar kurikulum hanya membunuh rasa ingin tahu mereka?
5. Semua anak kita setara dan sama berharganya. Kenapa berkeras memberi peringkat pada anak-anak satu sama lain?
6. Membesarkan seorang anak artinya kau harus berani di tiap langkah yang diambil. Tidak perlu berkecil hati atas sesuatu hal.
7. Anggap saja pengalaman dan dibiarkan itu berlalu. Jika seorang ibu terintimidasi maka anak-anaknya juga akan begitu.
8. Aku sedang berusaha menjagamu. Namun, aku kesal sekali diperlakukan sebagai kriminal.
9. Jika seperti ini aku sadar. Ini sebabnya orang-orang menyuruh kita hati-hati terhadap orang yang kita bantu.
10. Apa menurutmu tidak apa-apa untuk menghancurkan kue orang lain karena kamu tidak bisa memakannya?
11. Kemana pun kita pergi, akan selalu ada kompetisi sengit. Manusia tidak akan bisa kabur seumur hidupnya.
12. Jangan berharap terlalu banyak dari sesama manusia. Manusia adalah mahluk yang bodoh.
13. Selama seorang ibu membuat sebuah usaha, selalu ada kesempatan untuk berubah.
14. Aku benci fakta bahwa kebanyakan ibu di negara ini diwajibkan memenuhi tugas seorang guru dan manajer bagi anaknya, dan lama kelamaan mengabaikan misi sebenarnya sebagai seorang ibu.
15.  Kalau aku mengirim mereka ke tempat les, aku merasa mereka akan menjadi stres. Dan aku rasa, keinginan ini lebih banyak karena keserakahan seorang ibu.
16. Berlatih adalah cara natural anak-anak membangun kepercayaan dirinya.
17. Sejujurnya, masyarakat kita tidak normal dan tidak ada alasan kita harus ikut-ikutan dengan yang lain.
18. Orang bilang untuk tidak memaksa anak-anak belajar, bahwa belajar bukanlah segalanya. Tapi kalau kamu mengajarkan mereka untuk tidak bertanding di dunia kompetitif ini, siapa yang akan bertanggung jawab ketika mereka gagal nanti?
19. Kalau seorang ibu terintimidasi, anaknya akan lebih terintimidasi.
20. Rasanya harapan kecil terakhir yang aku miliki terhadap manusia adalah kematian.






















 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

  Sebenarnya gak antusias waktu tahu serial ini tayang. Pertama, setting cerita yang ala-ala kerajaan gitu biasanya bertele-tele. Kedua, pemain perempuannya banyak yang bilang nggak suka. Tapi semakin ke sini, makin banyak yang bilang suka drama ini dari segi cerita. 

REVIEW Extracurricular

  Awalnya gak niat nonton ama drama ini, ternyata banyak yang bilang bagus. Bukan sekedar kisah remaja dengan cerita menye-menye semata. Terlihat dari posternya yang terkesan dark, drama ini mengisahkan sisi kelam para remaja: prostitusi online.

REVIEW Welcome to Waikiki 2

Setelah nonton drama Welcome to Waikiki 1 yang super parah sengkleknya, rasanya kurang afdol jika nggak nonton seri yang kedua x))