Sungguh kurang kekinian banget kalo sampe nggak nonton
#AADC2. Nggak apa-apa meski telat tiga minggu dan udah tembus tiga juta
penonton. Menuntaskan nazar, kalau renovasi perpus beres baru nonton ini.
Kisah Rangga dan Cinta dalam versi film pertama dan kedua
jelas sekali perbedaannya. Rentang empat belas tahun tentu akan mengubah
karakter dan pribadi setiap individu. Ada yang berubah dari negatif ke positif,
positif tetap ke positif ataupun positif ke negatif. Mari kita kupas satu per
satu
Karakter Tiap Tokoh
Rangga: Masih
tetap dingin, terkadang sinis dan anti sosial. Ada banyak sebab seseorang
tumbuh dengan karakter seperti itu. Untuk kasus Rangga, broken home sangat
mempengaruhi kehidupannya. 25 tahun hidup tanpa ibu disisinya merasa tidak
butuh ibu. Baginya, ada atau tidak ada, tidak berpengaruh kepada kehidupan
pribadinya di masa depan. Tapi Rangga keliru, meski sudah pergi jauh di New
York, suatu hari ada seseorang yang mengaku sebagai adik tirinya dan
memberitakan bahwa ibunya di Jogja sangat merindukannya. Di masa lalu, selain
harus berdamai dengan keluarganya, dia juga harus menyelesaikan urusannya
dengan Cinta yang hubungannya sudah diputuskan sembilan tahun yang lalu. Di New
York, dia memiliki sebuah kedai kopi. Yang terlupakan dari Rangga adalah
jiwanya yang senang menulis puisi. Sebuah hobi yang mempertemukannya dulu
dengan Cinta semasa SMA.
Cinta: tumbuh sebagai
remaja yang suka nulis puisi dan aktivis di kegiatan sekolah terutama mading
sekolah bermetamorfosis menjadi perempuan dewasa yang memiliki sebuah galeri
yang diimpikannya yang bergerak di bidang seni sesuai passion pilihannya. Tak jarang
mengadakan workshop ataupun seminar yang berhubungan dengan dunianya itu. Sebagai
perempuan yang matang, Cinta telah menjatuhkan pilihannya dengan bersedia
dipersunting Triyan, pengusaha muda yang mapan. Harusnya Cinta merasa hidupnya
sempurna, tapi masih ada luka lama yang dulu belum selesai bersama Rangga.
Karmen: dulunya
remaja yang hobi olahraga terutama di bidang basket bermetamorfosis menjadi
perempuan dewasa yang patah hati karena dicampakkan dan melarikan diri dari
masalah dengan ‘terjun’ ke dunia narkoba. Setelah selesai direhabilitasi,
teman-temannya masih mau menerima apa adanya Karmen yang sekarang. Hal ini
menunjukkan bahwa persahabatan mereka tidak hanya di saat suka semata tapi juga
di saat duka.
Maura: Feminim,
suka dandan dan hobi belanja adalah karakternya dari dulu. Sebagai ibu-ibu yang
memiliki tiga anak, dan suami yang tampan, bukan berarti hidupnya menjadi
manja. Justru dia bermetamorfosis menjadi ibu yang cekatan dan paling tidak
tahan dengan yang namanya kotor. Bawaannya pengen bersih-bersih melulu x))
Milly: tetap ‘lola’
tapi selalu menjadi pemersatu di kala teman-temannya berseteru, dan selalu
ceria bahkan mencairkan suasana yang keruh. Sedang hamil anak pertama. Tokoh yang
diperankan Sissy Prescillia ini justru menjadi tokoh favorit. Banyak scene
menampilkan Milly yang bikin kita mesam-mesem saat menonton tingkahnya, apalagi kalau kata-kata 'Juara' muncul dari bibirnya tiap menilai teman-temannya.. :D
Alya: penulis
skenarionya membuat cerita kenapa Alya tidak hadir dalam sekuel #AADC ini.
Generasi 90-an vs Generasi Gadget:
Di film pertama akan terlihat sekali rasa generasi 90-an;
ikut eskul mading, berlomba-lomba menulis agar tulisannya mejeng di mading
sekolah, dan surat menyurat. Berkomunikasi pun hanya via telepon rumah. Empat belas
tahun kemudian, tentu perkembangan digital makin menggurita; mencari info
liburan via online, perjalanan mengandalkan GPS, berkomunikasi via Line, makan
tak lagi di warung pinggiran tapi di kafe-kafe.
Selipan budaya baca dan menulis:
Di kontarakan Rangga saat berada di Brooklyn, New York, kita
bisa melihat banyak sekali selipan buku yang terhampar tidak hanya di rak buku
tapi juga di meja milik Rangga. Yang paling menonjol adalah buku-buku Haruki
Murakami. Ada juga buku biografi Mohammad Hatta Nurani Bangsa yang berada di
meja bawah rak buku milik Rangga.
Tidak hanya dari sisi Rangga, di sisi Cinta juga terlihat
buku. Sempat terlihat buku kumpulan puisi yang ditulis Aan Mansyur yang
berjudul Melihat Api Bekerja. Oya, puisi-puisi Rangga dalam film ini juga merupakan
karya Aan Mansyur. Pas nonton, sempat ke Gramedia mau beli buku kumpulan puisi
#TidakAdaNewYorkHariIni, sayangnya stoknya lagi habis :’) #AkuMeriang
Dan yang paling fenomenal karena bukunya sudah menjadi
semacam jimat menghubungkan kisah antara Rangga dan Cinta adalah buku AKU yang
ditulis Sjuman Djaya.
Selipan traveling; journey vs destination:
Jika Cinta yang awalnya liburan bersama teman-temannya
tersusun secara terencana dan bahkan ditulis dalam jurnal, bertemu Rangga nanti
akan membawanya ke petualangan yang spontanitas. Ada quotes bagus di tema ini
yang dilontarkan Cinta; “Traveling is about destination, but is about the
Journey."
Traveling dan fotografi tidak hanya melekat di diri Rangga, tapi juga di kepribadian Nicholas Saputra, cek saja instagramnya ;)
Traveling dan fotografi tidak hanya melekat di diri Rangga, tapi juga di kepribadian Nicholas Saputra, cek saja instagramnya ;)
Selipan Jogyakarta:
Pertama, ada
Rumah Doa Bukit Rhema yang terkenal dengan dengan nama Gereja Ayam. Gereja yang
pembangunannya terbelengkalai itu justru menjadi tempat paling romantis
pertemuan antara Rangga dan Cinta.
Kedua, Punthuk
Setumbu yang berlokasi di Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Magelang, Jawa
Tengah. Bukit ini letaknya tidak jauh dari Candi Borobudur. Di bukit ini, kita
bisa melihat pemandangan indah Gunung Merapi dan Museum Borobudur.
Ketiga, Klinik
Kopi yang dimiliki Pepeng ini terletak di Jalan Kaliurang Km 7,8, Sleman. Berbagai
macam kopi dan cerita dibalik kopi disajikan.
Keempat, Oxen
Free yang merupakan tempat nongkrong rasa lokal. Ngakak banget pas rapper Kill the
DJ ngerapp pake bahasa Jawa dengan judul lagu ‘Ora Minggir Nabrak’, wkwkwk...
x))
Kelima, Situs
Istana Ratu Boko yang terletak di Bokoharjo, Kecamatan Sleman, Yogyakarta. Situs
ini luamyan terkenal. Dari dulu belum kesampaian mau ke sana.
Keenam, sate
klathak yang merupakan ciri khas sate Yogyakarta. Sate klathak yang dimunculkan
dalam film ini merupakan sate klathak Pak Bari yang memang melegenda di
Yogyakarta ini.
Ketujuh, ada juga
selipan area pemakaman Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram.
Kedelapan, Warung
Bu Ageng yang merupakan restoran yang dimiliki oleh Butet Kertaradjasa.
Kesembilan,
Pappermoon Puppet Theatre. Dari sekian banyak selipan khas Yogyakarta, pilihan
favorit justru di tempat ini. Pappermoon merupakan perkumpulan teater boneka. Secangkir
Kopi dari Playa adalah drama yang disajikan teater ini dalam film AADC2 ini.
Kesepuluh, Pantai
Parangkusumo. Pantai ini letaknya kurang lebih sekitar tiga puluh kilometer
dari pusat kota Yogyakarta.
Dilihat dari isi, sebenarnya tidak ada konflik yang begitu
pelik. Hanya terpusat penyelesaian kisah antara Rangga dan Cinta di film
pertama yang belum kelar.
Dan dilihat dari poster, ada makna semiotika di dalamnya
jika kita bisa menelitinya. Coba cek, di film pertama akan berpusat pada kisah
Cinta dan teman-temannya. Sedangkan di film yang kedua, kisah berpusat pada
Rangga dan masa lalunya; Cinta dan keluarganya.
Adegan paling nyesek adalah pertemuan Rangga dan ibunya yang selama dua puluh lima tahun berpisah. Sedih banget ini, betapa punya keluarga lengkap adalah dambaan semua anak, termasuk Rangga :')
Quotes dari Milly yang JLEBB dan bikin ngakak:
Adegan paling nyesek adalah pertemuan Rangga dan ibunya yang selama dua puluh lima tahun berpisah. Sedih banget ini, betapa punya keluarga lengkap adalah dambaan semua anak, termasuk Rangga :')
Quotes dari Milly yang JLEBB dan bikin ngakak:
"Dia itu cocoknya diarsipin aja!"
"Arsip? Berarti disimpen donk?!?"
"Kayak Prasasti. Beratus-ratus tahun ngilang!"
"Prasasti? Masuk museum donk?!?"
Abis nonton film ini, rasanya baper akut!! x)) #EfekRangga #terAADC
Iya Milly memang yang paling EPIC...hahaha...blogwalking
BalasHapusMilly memang juara!! :D
HapusWah.. FIlm yang ada matinya. :D Seru juga sih.
BalasHapusUdah nonton juga? Toss.. :D
Hapus