Langsung ke konten utama

REVIEW Keluarga Cemara


Sebagai generasi 90-an, pasti akrab dengan sinetron dengan penggalan lirik lagunya yang sangat legend: "Harta yg paling berharga adalah keluarga.."


Dari proses syuting, selalu nyimak di postingan facebook produser sekaligus penulis skenarionya, @ginasnoer yang memang berteman di dunia maya sejak dulu pas aku masih skripsi #AyatayatCinta (beliau juga sebagai penulis skenario film ini)
  

Versi filmnya, memang tidak sama persis dengan versi sinetronnya kala itu. Keluarga Cemara yang kita kenal selama ini terdiri dari lima angota keluarga: Abah, Emak, Euis, Cemara dan Agil. Di film ini, hanya empat anggota keluarga. Kemana Agil? Nanti kita akan menemukan jawababnnya di separuh film.
  

Ada kesamaan antara versi sinetron dan versi film, sama-sama mengambil benang merah tentang keluarga yang dulunya serba berkecukupan mendadak menjadi miskin karena abah ditipu teman sendiri dan juga keluarga. Sama halnya dengan di kehidupan nyata; saat susah, saudara dekat biasanya justru menjauh. Disinilah keutuhan keluarga diuji. Versi film, disesuaikan dengan kondisi zaman sekarang.


Bagi generasi 90-an tentu punya ekspetasi tinggi terhadap versi filmnya. Dan generasi milenial, tentu kisah Ara dan keluarganya ini juga memikat karena relevan dengan kehidupan sekarang yang serba kekinian & sangat bersentuhan dengan teknologi: Abah yang dulu jadi pengayuh becak kali ini alih kerja menjadi ojol (apalagi ojolnya sebagai iklan utama, hahaha... 😆😆), Euis yang dulunya hobi dance masih sering kepoin akun IG teman-temannya yang upload video dance mereka, anaknya Tante (kulupa namanya) yang diperankan oleh Maudy yang udah addict gadget banget: masih kecil udah buat video ala-ala vlogger & meski sekilas tapi terlihat tak pernah lepas dengan tab kesayangannya.

Ini memang film drama. Mengharukan tapi nggak menye-menye. Meski kisah Ara & keluarganya ini ditimpa masalah bertubi-tubi, bukan berarti para pemainnya dibuat cengeng semua. Adakalanya tegar, adakalanya putus asa. Seperti halnya manusia biasa yang tak sempurna, Abah masih berusaha tegar & selalu menutupi masalahnya pada keluarga, adakalanya emosinya memuncak. Apalagi saat ia jatuh sakit, sementara istrinya harus menghidupi untuk kebutuhan mereka. Abah sebenarnya marah pada dirinya sendiri, merasa hidupnya tak berguna. Abah ini representasi orangtua zaman sekarang, terutama dari sisi tugas ayah. Di dunia ini, hampir semua ayah akan menutupi beban hidup keluarga dan merasa itu adalah tanggung jawabnya. Sama halnya Abah, dulu (bahkan sampai sekarang pun) bapake juga begitu. Tidak mau kelihatan susah di depan anak-anaknya. Oya, kondisi Abah yang sedang sakit ini mengingatkan pake yang sempat stroke. Saat dulu sehat, beliau adalah orang yang mandiri banget. Begitu stroke menimpanya (sekarang agak mendingan), sikapnya sensitif banget. Ya seperti Abah di film ini, kepala keluarga yang sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa akan merasa dirinya tidak berguna, bahkan merepotkan orang lain, hingga timbullah rasa sensitif yang sangat tinggi. Jadi, sebaiknya kita yang sehat sangat memaklumi kondisi psikologis seseorang yang sakit.

Emak menjadi semacam penyeimbang Abah yang sedang oleng. Di sini kita jadi belajar, bahwa tugas keluarga tidak hanya dari sisi ayah/suami, tapi juga dari sisi ibu/istri. Sebaiknya ibu/istri juga memiliki penghasilan untuk menopang kehidupan keluarga, karena sewaktu-waktu tidak ada yang tahu jika sang ayah/suami akan tiba-tiba sakit fatal, ataupun meninggal dunia terlebih dahulu. Emak juga tidak sempurna, ada suatu masa dia down; saat mengetahui bahwa dirinya hamil, sementara hidup mereka juga susah. Untung Abah menguatkan. Di sinilah peran suami istri dalam berumah tangga. Meski sama-sama tidak sempurna, tapi saling menguatkan satu sama lain. 

 Euis versi film tampak lebih modern, tentu disesuaikan dengan kondisi remaja zaman sekarang; hobi dance, kekinian, dan pintar Bahasa Inggris. 

Di awal, Euis terlihat sekali tipikal anak kota yang kaya; yang kehidupannya serba berkecukupan. Ditambah lagi teman-temannya juga sederajat kehidupannya dengannya saat itu. Kebayang kan saat Euis harus sekolah di pinggiran Bogor, ditambah lagi teman-teman sekelasnya yang jauh berbeda saat di Jakarta. Dari sinilah Euis tumbuh berproses, yang pertamanya jutek sombong dan lumayan keras kepala ini menjadi Euis yang bisa mengayomi adiknya dan membantu Emak dengan cara berjualan opak. Itupun tidak tiba-tiba, semua butuh proses.

 Kadang anak tidak memahami kondisi keuangan keluarga yang sedang sekarat. Sementara di sisi lain, orangtua maunya sang anak harus menuruti apa pun yang dikatakan orangtuanya. Disinilah biasanya timbul konflik. Film ini mengajarkan bahwa kehidupan dalam berkeluarga tidak selalu baik-baik saja. Dan jangan lupa berbagi penderitaan, jangan dipikul sendiri. Ada kalimat JLEBB yang dilontarkan Euis saat Abah mengatakan jika mereka semua adalah tanggung jawab Abah: "Kalau begitu, Abah tanggung jawab siapa?!?" 😭😭 .

 Selain hubungan anak dan orangtua, dari sisi Euis kita bisa melihat justru di saat susahlah kita akan bisa melihat siapa-siapa saja yang teman sejati. Beruntungnya Euis memiliki teman-teman yang paket komplit. Ada Deni, Rindu, Andi dan Ima. Ada yang baik hati, perhatian, dan juga selalu mencairkan suasana meski saat saat dihukum oleh guru x))
 

Penampilan empat sahabat Euis ini meski hanya jadi pengembira, tapi juga selalu menjadi scene favorit:
 

Terakhir, tentunya ada Cemara alias Ara. Kepolosannya justru selalu mencairkan suasana. Pernah suatu hari Ara protes kepada Abah kenapa dirinya tidak dinamai Princess atau Putri, karena bagi Abah, sang Pangeran ke hutan bukan melindungi Putri, tapi melindungi pohon-pohon yang ada di hutan. Bisa ae Abah.. x))

Selalu ada hal-hal ajaib di sela-sela tingkah kepolosannya. Seperti saat Abah menyemen lantai dekat anak tangga yang beberapa kali terinjak telapak kaki Ara, yang akhirnya malah menjadi semacam prasasti x))

 Cuungg lah dulu siapa yang masa kecilnya juga pernah kayak gini?!? :D

Dibalik kepolosannya, sebenarnya tersimpan makna tersirat. Salah satunya saat Ara ngambek tidak mau menjadi besar seperti kakaknya. Kenapa? Karena dia pikir saat besar nanti, akan sering dimarahi oleh Abah seperti kakaknya. Sungguh JLEEB banget ini mah buat Abah.

Ikatan kakak adik ini sangat kuat, apalagi saat masa-masa mereka susah:

   Satu lagi, ada Ceu' Salma yang diperankan oleh Asri Welas.

Scene ini sepertinya yang paling banyak dijadiin meme via twitter x))
 

 Film ini banyak mengandung pesan moral yang terkandung di dalamnya. Bahwa kehangatan keluarga justru kadang lebih terasa saat di kala susah. Seperti makan bersama, apalagi sekarang ini rasanya menjadi momen yang langka dalam sebuah keluarga. Jika dulu sang Abah hampir tidak ada waktu di momen-momen penting anaknya, justru saat susahlah Abah selalu ada buat mereka; saat Agil ulang tahun, saat Emak melahirkan, dan scene yang paling nyesek adalah saat ulang tahun Euis yang keempat belas meski hanya sepotong kue dan sebatang lilin tapi justru ini salah satu scene yang bikin mata berkaca-kaca pas nontonnya :')

 Keren amat, sudah mendapat banyak nominasi di penghargaan film:

 Menjadi film pertama yang mendapatkan satu juta penonton di tahun 2019.

Komentar

  1. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || bbm : 55F97BD0 || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus
  2. numpang share ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

  Sebenarnya gak antusias waktu tahu serial ini tayang. Pertama, setting cerita yang ala-ala kerajaan gitu biasanya bertele-tele. Kedua, pemain perempuannya banyak yang bilang nggak suka. Tapi semakin ke sini, makin banyak yang bilang suka drama ini dari segi cerita. 

REVIEW Extracurricular

  Awalnya gak niat nonton ama drama ini, ternyata banyak yang bilang bagus. Bukan sekedar kisah remaja dengan cerita menye-menye semata. Terlihat dari posternya yang terkesan dark, drama ini mengisahkan sisi kelam para remaja: prostitusi online.

REVIEW Welcome to Waikiki 2

Setelah nonton drama Welcome to Waikiki 1 yang super parah sengkleknya, rasanya kurang afdol jika nggak nonton seri yang kedua x))