Langsung ke konten utama

Mengenang Sosok Iqbal Rais

Perkenalan saya dengan Mas Iqbal mulanya saat skripsi Ayat-ayat Cinta. Niatnya saya mau menghubungi Mas Hanung langsung, tapi beliau sedang sibuk syuting film Doa Yang Mengancam. Selain banyak bertanya dengan Mas Fajar (yang saat itu menjadi asisten Mas Hanung), saya juga menghubungi Mas Iqbal nanya-nanya seputar Ayat-ayat Cinta untuk keperluan skripsi via facebook. Kebetulan Mas Iqbal merupakan astrada di film tersebut. Jadilah saya banyak bertanya dengan beliau.

Akhirnya Ayat-ayat Cinta mengantarkan ke ritual bertoga.

 @Hanungbramantyo Film Ayat-ayat Cinta yang mengantarkan pada ritual bertoga empat tahun yg lalu.. (◕‿-)

Ini diambil dari twitter @ameoktavia

Waktu itu udah janji, kalo nanti lulus cum laude, mau traktir semua anak kosan buat nonton ke bioskop. Nah, kebetulan filmnya Mas Iqbal lagi tayang, Si Jago Merah.

Ini reviewnya:


Nonton Si Jago Merah bareng anak-anak kosan, serasa bioskop milik kami :D

Nah, buat film The Tarix Jabrix juga ada kisahnya.
Ini review film yang kedua:

Pas nge-review The Tarix Jabrix yang ketiga, dapet kiriman ini dari Mas Iqbal:
 Kenangan hadiah dari Mas @iqbalrais saat nge-review film The Tarix Jabrix

Hubungan pertemanan saya dan Mas Iqbal masih berlanjut, saya selalu setia nonton film-film garapannya:

Sayangnya, setelah saya kembali ke Lampung, susah sekali akses menonton di bioskop. Maklum, bioskop hanya ada satu, itupun cuma ada di ibukota yang jarak tempuhnya lumayan jauh dari rumah, sekitar dua jam-an. Itupun film yang diputar gak se-up to date provinsi lainnya.

Saya gak nonton film-film beliau berikutnya dengan alasan itu. Nah, pas Mas Iqbal lebaran ke kampung halaman istrinya, Mbak Mia, akhirnya merasakan juga kendala nonton bioskop. Apalagi dari Talang Padang ke Bandar Lampung, lumayan memakan waktu yang lama. Dia akhirnya memaklumi kenapa di luar Jawa begitu susah hanya untuk menonton ke bioskop. Saya pernah berkelakar, semoga nanti Mas Iqbal bisa mendirikan bisokop di Lampung :D

Dengan rentang waktu yang cukup singkat, Mas Iqbal sudah menyutradarai sekitar sepuluh film. The Tarix Jabrix, film perdananyalah yang langsung melejit dan menembus satu juta penonton.

Sekitar tahun 2012-an, saya nggak sengaja lihat facebook Mbak Mia yang memposting Mas Iqbal lagi perawatan di Malaysia:

Meski menderita leukemia, Mas Iqbal tetap semangat dan masih bisa menyelesaikan syuting film Radio Galau FM dan Kata Hati. Keduanya memang adaptasi dari buku.

Sosok Mas Iqbal ini mengingatkan saya akan almarhum mama yang waktu itu juga mengidap kanker. Meski sakit, selalu semangat. Dan masih menyelesaikan mimpinya. Dua bulan menjelang ajal, mama masih aktif ikuta Jambore Nasional di Kiara Payung, Jatinangor.

Ini diambil dari twitter @Hanungbramantyo


Begitu juga dengan Mas Iqbal, tepat dua bulan sebelum pergi masih sempet komunikasi dengan beliau yang meminta referensi beberapa novel yang bisa direkomendasikan untuk difilmkan.
 Terakhir komunikasi dengan Mas @iqbalrais, meski sakit masih semangat buat film.

Dulu, Mas Iqbal juga sering menawari saya untuk buat sinopsis FTV/Film, katanya lumayan buat nambah uang jajan. Saya bilang belum pede nulis, baru bisa nulis review buku/film. 

Mas Iqbal juga punya impian yang belum terwujud; membuat film tentang Kalimantan, "Hati Borneo" dan "Kamu Sekuat Aku" yang mengangkat kisah seorang yang mengidap kanker, serta Radio Galau FM 2. Semoga suatu saat bakal ada yang mewujudkannya.

Selamat jalan Mas Iqbal, 
Indonesia pasti bangga punya sutradara sehebat Mas Iqbal
Semoga Mbak Mia dan Kiara selalu kuat dan tabah.
(diambil dari @twitchangcuters)

“Sebab Tuhan mencintai orang yang baik hati, ia dipanggil pulang lebih lekas.” (hlm. 105) #kukila

Komentar

  1. Telah pergi begitu cepat di usia yang sangat muda, salah satu kawan, sahabat dan saudara...Arek Suroboyo sejati..saya mengenalnya sejak awal dia terjun di dunia perfilman...kami teman satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Sinematografi Universitas Airlangga Surabaya sejak tahun 2003.. Walaupun saya pada akhirnya tidak total di film seperti almarhum dan saya memilih untuk total di dunia akademis ilmu sejarah dan perkotaan, namun dia sudah menginspirasi saya untuk belajar mengenai arti sebuah karya.. Selamat jalan Otong...
    Perkenankan saya memperkenalkan weblog saya #SurabayaPunyaCerita yang saya gagas untuk memberikan wawasan tentang Surabaya dulu,kini dan nanti. Bagi kawan2 yang ingin berbagi cerita bisa kirim ceritanya via email ke: redaksi@ceritasby.com. Bagi yang memiliki twitter bisa follow kami di @ceritasby dan bisa juga like fanpage FB kami di Surabaya Punya Cerita.. Semoga bermanfaat!! Mas Luckty Giyan Sukarno bisa simak di http://ceritasby.com

    BalasHapus
  2. Saya kira putranya Pak Amin Rais. -.-

    BalasHapus
  3. Mampir + coment di blog aku juga dong kak :)

    ekienglandmuse.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

  Sebenarnya gak antusias waktu tahu serial ini tayang. Pertama, setting cerita yang ala-ala kerajaan gitu biasanya bertele-tele. Kedua, pemain perempuannya banyak yang bilang nggak suka. Tapi semakin ke sini, makin banyak yang bilang suka drama ini dari segi cerita. 

REVIEW Extracurricular

  Awalnya gak niat nonton ama drama ini, ternyata banyak yang bilang bagus. Bukan sekedar kisah remaja dengan cerita menye-menye semata. Terlihat dari posternya yang terkesan dark, drama ini mengisahkan sisi kelam para remaja: prostitusi online.

REVIEW Welcome to Waikiki 2

Setelah nonton drama Welcome to Waikiki 1 yang super parah sengkleknya, rasanya kurang afdol jika nggak nonton seri yang kedua x))