Film Dark Nun ini jika disimak lebih teliti, banyak scene mengandung arti semiotika. Bukan sekedar film bertema horor eksorsisme semata. Bukan sekedar mengusir iblis, tapi juga upaya melawan budaya patriaki.
Pertama, Suster Junia kudu adu argumen dengan para pemuka agama yang ternyata laki-laki semua. Hal itu ia lakukan sebagai upaya menyelamatkan nyawa remaja laki-laki dari belenggu iblis.
Kedua, Suster Junia juga berusaha mematahkan pendapat pemuka agama bernama Paul yang mengatakan jika sang anak bisa disembuhkan dengan cara medis.
Ketiga, dari sekian banyak pemuka agama yang menentang ide Suster Junia, tidak ada upaya mereka untuk membantunya. Karena mereka pikir hal-hal yang dilakukan Suster Junia tidak masuk logika.
Keempat, meski sekuat tenaga Suster Junia mengupayakan sang iblis keluar dari fisik seorang remaja laki-laki, akhirnya dia harus dibantu laki-laki yang meski gagap dalam berbicara. Hal ini menandakan bahwa melawan ketimpangan gender tidak hanya upaya dari perempuan, tapi juga upaya dari sosok laki-laki.
Kelima, film ini sempat kontroversial karena dianggap misoginis karena sang iblis melontarkan kata-kata yang merendahkan perempuan tertuju pada Suster Junia seperti 'rahim busuk' dan 'pel***r'.
Untung minggu lalu udah bela-belain nonton film ini, soalnya sekarang udah turun layar 🥹🎬
Komentar
Posting Komentar