Langsung ke konten utama

REVIEW Thirty but Seventeen


Aku pikir pas baca judulnya, mengira jika ini drama ala-ala time travel gitu; umur tiga puluh kembali ke masa tujuh belas tahun. Ternyata bukan time travel, tapi memang ceritanya berpusat pada umur tujuh belas tahun dan tiga puluh tahun.
Seperti remaja pada umumnya, pasti akan mengalami fase jatuh cinta: menyatakannya atau diam-diam hanya memandang dari jauh. Seperti itulah yang dialami Gong Woo Jin saat SMA:
 

 

Dia menyukai Woo Seo Ri dari sekolah lain. Jika Gong Wo Jin sangat hobi menggambar (bahkan diam-diam melukis Woo Seo Ri), Woo Seo Ri ini sangat hobi bermain biola, bahkan di jalan pun selalu bersenandung seakan-akan sedang memainkan biola dengan tangga nada yang ada di langit. Sahabatnya, No Soo Mi sering banget mengomelinya untuk berhati-hati jika di jalan. Selain itu, Woo Seo Ri remaja juga termasuk anak yang ceroboh, terkadang baju olahraga miliknya tertukar dengan sahabatnya itu.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Siapa sangka Gong Woo Jin yang duduk di bus bertemu dengan Woo Seo Ri yang menanyakan sebuah alamat kepadanya. Spechless donk si Gong Woo Jin. Dia sudah bertekad akan memberikan lukisan yang selama ini dibuatnya yang kemana-mana selalu dibawanya.

Tapi Gong Woo Jin mendadak malu karena tiba-tiba ada No Soo Mi, sahabat Woo Seo Ri yang menyapa. Akhirnya Gong Woo Jin pun turun duluan x))
 

Sebenarnya agak menyesal juga Gong Woo Jin, karena dia merasa inilah waktu yang tepat untuk memberikan lukisannya. Akhirnya dia berpikir untuk mengejar bus sampai pemberhentian berikutnya. Siapa sangka musibah besar terjadi, bus yang tadi dinaikinya ternyata terguling akibat berbenturan dengan truk yang sopirnya oleng. Musibah beruntun terjadi, banyak korban berjatuhan. Woo Seo Ri. Hal ini menimbulkan rasa trauma yang mendalam pada diri Gong Woo Jin.
 

Sementara itu Woo Seo Ri mengalami koma panjang, sejak waktu itu berumur tujuh belas tahun hingga berumur tiga puluh tahun. Para perawat sangat prihatin padanya. Apalagi tidak ada keluarga yang menjenguknya. Woo Seo Ri memang sudah yatim piatu sejak remaja, tapi dulu dia memiliki paman dan bibi yang menyayanginya. Siapa sangka di kondisinya yang koma bertahun-tahun itu, paman dan bibinya sudah tidak pernah menjenguknya lagi. Beruntungnya ada lelaki misterius yang selalu membayar uang perawatannya bertahun-tahun itu.

Malangnya Woo Seo Ri, waktunya dihabiskan selama koma sepanjang tiga belas tahun yang artinya dia melewati masa mudanya. 
 

Ada seorang dokter yang bekerja di rumah sakit tempat Woo Seo Ri dirawat yang sangat memperhatikannya selama ini; Kim Hyeong Tae.

Kim Hyeong Tae ini saat remaja pernah menyatakan cinta pada Woo Seo Ri. Anaknya tengil gitu. Berubah seratus delapan puluh derajat sejak Woo Seo Ri kom selama belasan tahun. Kim Hyeong Tae giat belajar demi bisa menjadi dokter dan akan berusaha merawat Woo Seo Ri.
 

Setelah beberapa hari siuman dari tidur panjangnya, Woo Seo Ri berusaha kabur dengan segala cara untuk pergi ke rumahnya dulu yang ternyata sudah tidak ditinggali paman dan bibinya. Mereka sudah menjual rumah yang memiliki banyak kenangan bagi Woo Seo Ri itu.

Woo Seo Ri bahkan berusaha keras mencari paman dan bibinya. Jalan pintasnya adalah lapor ke polisi, tapi mereka tidak bisa membantunya karena Woo Seo Ri tidak memiliki identitas.

Sementara itu Gong Woo Jin tumbuh sebagai lelaki dewasa yang anti sosial, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain. 

Hanya kerabat dekat dan rekan kerjanya saja yang ia ladeni untuk berkomunikasi.
 

Siapa sangka Gong Woo Jin yang mukanya gembel banget aslinya tjakep. Sebagai arsitek, dia memiliki sifat yang agak aneh; suka mendadak mengukur segala macam barang meskipun di jalan x))

Kasian Woo Seo Ri yang kelaparan, satu-satunya biskuit yang ia punya malah diduduki Gong Woo Jin yang mendadak datang buat mengukur kursi taman x))
 

Gong Woo Jin ini amit-amit cueknya, pas celananya kotor karena biskuit yang didudukinya, malah Woo Seo Ri yang panik. Soalnya sepanjang jalan saat mereka lewat, orang-orang mengira jika Gong Woo Jin buang air besar, wkwkwk... x))

Gong Woo Jin ini bener-bener cowok kulkas. Salah satunya saat kliennya ngemodus ama dia buat pulang bareng malah ditinggalin aja ama dia. Perih oh perih... x))

Sering merasa tidak nyaman jika di rumahnya ada orang lain, apalagi bukan keluarganya:
 

Tolong Oppa, jangan tiduran di atas buku x))
 

Rasa trauma di masa lalu mungkin tidak akan bisa hilang seratus persen, tapi setidaknya bisa berkurang asal ada kemauan kuat dari si pasien untuk sembuh:
 

Betapa susahnya Woo Seo Ri untuk bekerja demi mendapatkan uang. Maklum, meski dia berumur tiga puluh tahun, tapi skillnya masih seperti anak remaja.

Mukanya polos seperti remaja:

Cepat reaktif terhadap sesuatu:

Kadang ngumpet di kolong meja seperti ini x))

Awkward moment, kelaparan malah dikira ada hantu menjerit x))
 

Pikirannya belum dewasa, gampang memohon gitu:

Satu-satunya harta berharga yang masih dimilikinya adalah biola, itu pun mengalami rusak berat:

Sementara itu, Gong Woo Jin memiliki keponakan yang masih SMA dan merupakan atlet dayung; Yoo Chan.

Yoo Chan lumayan populer di kalangan cewek-cewek. Ada satu cewek yang ngebet banget deketin Yoo Chan ini; Lee Ree An. Tipe remaja centil, judes juga manjah.

Mungkin karena Woo Seo Ri sifatnya masih kayak remaja, yang seharusnya sudah seperti Ahjumma bagi Yoo Chan yang masih remaja justru malah tanpa disadari menyukai gadis berumur tiga puluh tahun ini. Bahkan dia bertekad akan menyatakan cinta setelah kompetisi dayung usai. Dan demi memenangkan medali, dia berusaha keras, sangat keras malah x))

Salah satu tokoh unik dalam drama ini; Jennifer. Asisten Rumah Tangga yang super duper pinter. Nggak cuma pinter masak ama bersih-bersih, tapi juga pinter dalam memecahkan masalah. Sering keluar quote-quote tokoh ternama yang meluncur dari bibirnya. Siapa sangka dulu saat muda, setiap harinya dihabiskan di perpustakaan umum hanya untuk membaca, membaca dan membaca x))

Kostumnya hanya seputar putih dan hitam x))

Ada Kim Tae Rin. Lewat tokoh ini kita belajar bahwa menjadi ambisus sesungguhnya adalah menyakiti diri sendiri. Melakukan sesuatu hanya karena orang lain tentu akan melelahkan, sangat berbeda dengan melakukan sesuatu karena memang kita sukai. Kim Tae Rin baru menyadarinya saat dewasa jika kesuksesan selama ini yang dimilikinya kenapa tidak membuatnya bahagia, selama inidia bermain biola karena ibunya, bukan karena kata hatinya.

Unyu amat sih jendela rumahnya kayak gini :))
 


Kisahnya sweet banget. Meski sederhana, hampir nggak ada konflik yang berat antar pribadi, tapi lebih ke pribadi masing-masing, terutama tentang bagaimana memaafkan masa lalu dan menatap optimis masa depan.

Komentar

  1. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || bbm : 55F97BD0 || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

  Sebenarnya gak antusias waktu tahu serial ini tayang. Pertama, setting cerita yang ala-ala kerajaan gitu biasanya bertele-tele. Kedua, pemain perempuannya banyak yang bilang nggak suka. Tapi semakin ke sini, makin banyak yang bilang suka drama ini dari segi cerita. 

REVIEW Extracurricular

  Awalnya gak niat nonton ama drama ini, ternyata banyak yang bilang bagus. Bukan sekedar kisah remaja dengan cerita menye-menye semata. Terlihat dari posternya yang terkesan dark, drama ini mengisahkan sisi kelam para remaja: prostitusi online.

REVIEW Welcome to Waikiki 2

Setelah nonton drama Welcome to Waikiki 1 yang super parah sengkleknya, rasanya kurang afdol jika nggak nonton seri yang kedua x))